5 Mobil Honda yang Dihindari: Kenali Masalah Umum, Biaya, & Alternatifnya
OTOSPEEDMAGZ - 5 Mobil Honda yang Dihindari: Kenali Masalah Umum, Biaya, & Alternatifnya - Honda identik dengan build quality oke, resale value stabil, dan jaringan bengkel luas. Tapi bukan berarti semua modelnya “aman tanpa catatan”. Di pasar bekas, ada beberapa model Honda yang sering memunculkan keluhan serupa—dari performa yang kurang sip, isu kelistrikan, sampai biaya perawatan yang bikin dompet ngos-ngosan.
Honda memang terkenal sebagai pabrikan mobil Jepang yang punya reputasi oke, desain stylish, dan mesin bandel. Tapi, nggak semua modelnya berhasil memikat hati konsumen. Ada juga nih beberapa model yang justru punya banyak “PR” alias masalah, entah dari segi performa, kenyamanan, atau biaya perawatan.

5 Mobil Honda yang Dihindari: Kenali Masalah Umum, Biaya, & Alternatifnya
Nah, buat kamu yang lagi berburu mobil bekas, mending simak dulu daftar 5 mobil Honda yang sebaiknya dihindari ini. Siapa tahu bisa selamatin dompet dan kepala kamu dari pusing tujuh keliling.
1) Honda Freed — Pintu Geser Memikat, PR-nya Bikin Ribet

Highlight: MPV kompak bergaya JDM, layout kabin lega, pintu geser “family-friendly”.
Masalah umum:
- Performa loyo & menggerung , terasa saat AC menyala —mesin bekerja lebih berat, akselerasi jadi malas.
- Pintu geser sering mengeluarkan bunyi aneh (rel/roller aus, motor melemah).
- Suspensi cenderung keras di jalan bergelombang; kabin jadi “gelombang” saat lewat permukaan jelek.
- Suku cadang mahal , khususnya part pintu geser, komponen kelistrikan, dan beberapa komponen eksterior.
Gejala yang perlu kamu cek saat test drive:
- Pintu geser: buka-tutup beberapa kali, dengarkan bunyi “klik/grek”.
- Saat AC ON dari diam: apakah getar, loyo, atau RPM naik-turun?
- Periksa riwayat servis motor pintu geser & rel—kalau pernah diganti, tanya umur pakainya.
Estimasi biaya (kasar & bisa berbeda tiap kota):
- Perapihan pintu geser (roller/rel/motor): mulai jutaan rupiah.
- Perbaikan kaki-kaki/suspensi: mulai jutaan rupiah per sisi.
Untuk siapa? Keluarga yang butuh pintu geser dan siap dengan biaya perawatan di atas rata-rata. Kalau cari “low-maintenance”, pikir dua kali.
2) Honda Mobilio CVT — Irit di Atas Kertas, Transmisi Bikin Deg-degan

Highlight: LMPV berbasis Jazz/Freed, kabin 7-seater, konsumsi BBM potensial irit.
Masalah umum pada versi CVT:
- Bearing CVT aus → bunyi dengung , makin kencang saat digas.
- Belt/sabuk CVT cepat rontok jika cairan CVT (HCF-2) telat ganti/penanganan salah.
- Master rem rawan bocor .
- Resale value relatif lebih rendah dari ekspektasi “brand H”.
Gejala yang perlu kamu cek:
- Saat akselerasi pelan-cepat: ada judder/bergetar ? Dengung konstan di kecepatan tertentu?
- Pastikan CVT fluid diganti berkala (tanya bukti servis).
- Cek feeling pedal rem : apakah terasa “dalem” atau ada rembes?
Estimasi biaya (kasar):
- Servis ringan CVT (oli + filter): jutaan rupiah.
- Overhaul CVT/bearing: bisa belasan juta jika kerusakan parah.
- Perbaikan master rem: ratusan ribu – jutaan .
Untuk siapa? Oke jika unit terawat, servis CVT rutin, dan kamu siap disiplin perawatan. Kalau tidak, risikonya tinggi.
3) Honda Brio Generasi Pertama — Gesit, Tapi Serba Tanggung

Highlight: City car lincah, dimensi kompak, mudah dipakai harian.
Masalah umum:
- Kedap kabin minim → suara ban/angin/mesin mudah masuk.
- Fitur terbatas , lampu utama kurang terang , dashboard berisik , jok kurang nyaman pada perjalanan jauh.
- Engine mounting kanan sering jebol (getaran ke kabin).
- Master silinder rem & extra fan lebih cepat aus dari ekspektasi.
- Kurang stabil saat kecepatan tinggi (setelan suspensi dan wheelbase pendek).
Gejala yang perlu kamu cek:
- Nyalakan AC, diam di tempat: apakah kabin terasa bergetar?
- Periksa mounting mesin (getaran idle berlebih).
- Coba malam hari: output lampu cukup nggak?
- Pantau suhu mesin saat macet: pastikan kipas ekstra bekerja normal.
Estimasi biaya (kasar):
- Engine mounting: jutaan rupiah.
- Master silinder rem/extra fan: ratusan ribu – jutaan .
- Upgrade lampu/jok/peredaman: ratusan ribu – beberapa juta (tergantung part).
Untuk siapa? Pengguna harian jarak pendek di kota yang siap kompromi kenyamanan & mau sedikit upgrade.
4) Honda Stream (±2002) — Dulu Mewah, Kini Banyak PR Usia

Highlight: MPV sporty era 2000-an, handling lumayan, fitur pada masanya tergolong komplet.
Masalah umum (efek usia >20 tahun):
- Pompa power steering sering bocor (steering berat/ada bunyi).
- Seal/gasket mesin rembes → tetesan oli di bawah mobil.
- Kepala radiator (tanki plastik) rawan retak/pecah .
- Sensor TDC/CPS bermasalah → mesin mendadak mati atau susah start.
- Cari unit “sehat” susah ; banyak yang butuh restorasi besar.
Gejala yang perlu kamu cek:
- Lihat kolong & area sambungan mesin: ada rembes oli ?
- Periksa reservoir power steering : level turun/busa?
- Radiator: cek bekas retak , umur radiator.
- Scan OBD2: baca error sensor/ignition .
Estimasi biaya (kasar):
- Radiator baru + coolant: jutaan .
- Perbaikan pompa PS/seal mesin: jutaan .
- Sensor TDC/CPS: ratusan ribu – jutaan .
Untuk siapa? Hobiis yang suka proyek restorasi. Untuk pemula yang cari “pakai-jalan”, lebih baik cari model lebih muda.
5) Honda CR-V Gen 2 (RD4 Family, 2002–2006) — Lega & Tangguh, Tapi BBM “Nangis”

Highlight: SUV nyaman, kabin lega, ergonomi enak.
Masalah umum:
- Boros BBM : dalam kota sering hanya ±5–7 km/liter (tergantung kondisi).
- Kaki-kaki (bushing, ball joint, link stabilizer) cepat lelah , dan kalau diganti satu-satu, biayanya numpuk .
- Unit bekasnya murah di depan , tapi biaya peremajaan (ban, shock, karet-karet, rem) bisa membengkak .
Gejala yang perlu kamu cek:
- Test drive di jalan jelek: dengarkan gluduk/ketukan dari bawah.
- Cek aus ban tidak rata (indikasi kaki-kaki/suspensi).
- Hitung kebutuhan BBM sesuai rute harian kamu.
Estimasi biaya (kasar):
- Paket kaki-kaki depan-belakang: bisa belasan juta jika all-in.
- Tune-up besar + fluida (ATF/oli gardan, dsb): jutaan .
Untuk siapa? Cocok buat yang butuh kabin lega & nggak ambil pusing soal BBM. Bukan pilihan ideal sebagai mobil pertama yang low running cost.
Checklist 60 Detik Sebelum Deal
1. Riwayat servis (bukti fisik/digital).
2. Scan OBD2 (lihat error pending/history).
3. Test drive lengkap : AC ON, stop-&-go, kecepatan 80–100 km/jam.
4. Cek kolong : rembes oli, bocor PS, baret sasis, karat.
5. Dengar bunyi : dengung (CVT/bearing), gluduk (kaki-kaki), cicit (belt).
6. Cek kelistrikan : semua tombol, power window, audio, lampu, kipas radiator.
7. Hitung “biaya awal” : ban, oli, rem, shock, mounting → masukkan ke total harga beli.
Kalau Tetap Suka Hondanya, Apa Alternatif yang Lebih Aman?
- Butuh MPV kompak & irit? Pertimbangkan Honda Jazz (GE8) atau City generasi setara—umumnya lebih minim drama, parts melimpah.
- Butuh 7-seater simple? Cek BR-V generasi awal (AT konvensional), perhatikan kaki-kaki & peredaman.
- City car harian? Brio generasi lebih baru (facelift) atau Honda Jazz GK5 —lebih matang fitur & NVH.
- SUV Honda lebih bersahabat? CR-V Gen 3 (RE) atau HR-V 1.5 NA —BBM relatif lebih bersahabat (tetap cek kaki-kaki & servis transmisi).
Catatan: Alternatif di atas tetap perlu inspeksi menyeluruh; tiap unit bekas punya “cerita” berbeda.
Kesimpulan
Kalau target kamu adalah mobil bekas minim drama & hemat biaya , lima model di atas masuk zona kuning/merah —bukan pasti buruk, tapi risiko finansialnya lebih tinggi . Kuncinya: inspeksi teliti, cek riwayat, dan siapkan dana peremajaan . Bila kamu ingin “tinggal pakai”, pertimbangkan alternatif Honda yang reputasinya lebih ramah di kantong.
Belum ada Komentar untuk "5 Mobil Honda yang Dihindari: Kenali Masalah Umum, Biaya, & Alternatifnya"
Posting Komentar